Sabtu, 23 Juni 2012

Nasi JAGAL


Nasi JAGAL

Kamu tau gak sih tentang nasi jagal?



Nasi jagal itu adalah sebuah warung makan nasi yang terletak di lokasi tempat penjualannya, yaitu di depan tempat penjagalan. Nasi jagal yang akan saya ceritakan adalah nasi jagal yang terletak di area penjagalan hewan milik Dinas Pertamanan Tangerang di kawasan Bayur, Tangerang, dekat pintu air 10 Tangerang.

Nasi jagal cukup dikenal di kalangan anak muda di Tangerang. Namun, tidak hanya anak muda saja penikmatnya, kalangan pekerja dan karyawan pun banyak yang datang menyambangi warung penjualnya. Bahkan orang berduit pun rela antri hanya untuk mendapat seporsi nasi jagal ini, meski makan di dalam kendaraannya atau pun membawanya pulang.

Bu Haji Sum, begitulah panggilannya, salah satu pemilik warung makan nasi jagal disana. Ia sudah berjualan nasi jagal selama 20 tahun. Pada awalnya ia membuka usahanya ini di daerah Sewan, Tangerang. Kemudian beberapa waktu yang lalu, ia pindah ke daerah Bayur, dan melanjutkan usahanya di warung yang disewakan oleh Dinas Pertamanan.

Untuk membuat nasi jagal ini, ia menghabiskan sekitar 30 kilo hingga 40 kilo daging kepala sapi yang dicampur dengan rawon dada (lamuran) dalam sehari. Daging dan rawonan ini biasa ia dapatkan langsung dari tempat penjagalan ini. Jadi, dijamin daging yang digunakan masih segar.

Menu nasi jagal ini terdiri dari, nasi putih, daging sapi (daging kepala dan rawonan yang dicampur), sambal yang pedas, dan bawang goreng. Awalnya, daging dan rawonan itu dipotong kecil-kecil dan dimasak hingga empuk, lalu minyaknya di saring dan ditampung untuk dijual. Setelah itu, daging dimasak lagi dengan campuran bumbu-bumbu ditambah saus cabai dan kecap.

Uniknya, tampilannya serupa dengan semur daging biasa. Tapi ini bukan semur meskipun warnanya agak kecoklatan dan rasanya sedikit manis. Selain itu, dagingnya pun terasa gurih. Nasi jagal dihidangkan dengan taburan bawang diatasnya dan dengan sambal pedas yang rasanya cocok dengan nasi jagal itu sendiri. Aromanya sendiri seperti aroma nasi uduk.

“Disini nasi jagalnya enak sih, harganya pas dikantong anak muda seperti kita. Apalagi suasana di sekitar warung enak banget buat nongkrong sambil makan sama teman” cerita Mae, salah satu pelanggan setia Nasi Jagal. Sayang, bau yang kurang sedap yang berasal dari tempat penjagalan hewan yang ada di samping warung cukup terasa menyengat. Namun hal itu tidak mengurangi minat pembeli untuk makan dan sekedar nonkrong disana.

Selain menjual nasi jagal ini, Bu Haji Sum juga menawarkan nasi goreng dan beberapa snack ringan untuk teman makan Nasi Jagal maupun nasi goreng. Harga seporsinya tidak mahal. Hanya lima ribu rupiah saja. Tentu saja, harga akan sedikit lebih mahal jika anda juga membeli snack ringan. Ia mengaku dalam sehari ia mendapat omset sekitar satu juta rupiah. “Nggak tentu juga sih, kalau lagi rame ya rame, kalo lagi sepi ya sepi” ujarnya sambil tersenyum.

Warung nasi jagal ini buka 24 jam. Biasanya, ketika siang hari Bu Haji Sum lah yang menjaga dan melayani pembeli. Ketika malam, ia bergantian jaga dengan adiknya. Meski ada empat warung lagi yang juga menjual nasi jagal yang berada sederet dengan warungnya, Bu Haji Sum tidak merasa tersaingi. 

Meski warungnya kini laris manis menjual Nasi Jagal, Bu Haji Sum tidak berniat untuk membuka cabang usahanya. Ia mengaku kurang tidak laku karena respon masyarakat yang berbeda jika ia membuka cabang lagi. Menurutnya, saat ini sudah cukup, meski warung yang ia tempati pun warung sewaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar